KEFAMENANU, TIMME–Wakil Bupati Timor Tengah Utara, NTT, Drs. Eusabius Binsasi, membuka Festival dan Pameran Hasil Produksi Kreasi Tenun dalam Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) Tahun 2021 di Aula Alicia, Jalan Sonbay, Jumat, 19/11/2021.
Kegiatan itu berlangsung atas kerjasama Yayasan Amnaut Bife Kuan (YABIKU) atau Yayasan Peduli Perempuan Kampung dan didukung oleh Kemenristek RI melalui Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan.
“Ini adalah kegiatan yang sangat baik, oleh karena itu, kita pemerintah daerah memberi apresiasi kepada YABIKU yang berjuang mempertahankan budaya, khususnya untuk takanab itu merupakan tradisi yang diturunkan secara lisan sehingga perlu dipertahankan oleh generasi saat ini,”terang Eusabius Binsasi.
Dikatakannya, arus Globalisasi saat ini membawa peluang tersendiri dalam meningkatkan ekonomi keluarga melalui promosi pariwisata pada media digital yang akan mendatangkan banyak wisatawan, peluang untuk memamerkan potensi unggulan daerah, dan peluang mendatangkan investor.
Lebih lanjut mantan Dirjen Bimas Katolik RI ini menjelaskan, dibidang pariwisata akan terwujud jika didukung sumber daya manusia dan sumber daya dana yang optimal. Di bidang SDM, pemda terus mendorong pendidikan formal dan non formal bidang pariwisata, sementara di bidan sumber daya dana pemda berkomitmen tingkatkan alokasi anggaran dari tahun ke tahun.
“Saat ini sedang dibahas perda rencana induk pembangunan kepariwisataan Kabupaten TTU tahun 2022-2025 dalam sidang 3 DPRD TTU. Hal ini bertujuan agar membangun pariwisata yang berkelanjutan. Tidak hanya finansial, namun dari aspek keagamaan, budaya dan lingkungan hidup,” pungkasnya.
Direktur YABIKU NTT, Maria Filiana Tahu, S.Sos., M.Hum kepada sejumlah awak media menjelaskan bahwa tujuan besar program ini adalah Ketahanan Budaya.
Oleh karena itu, melalui Festival dan pameran budaya ini, pihaknya ingin mendorong pemerintah daerah dan legislatif di TTU untuk ikut terlibat menggerakan semua potensi lokal untuk mendukung pewarisan budaya suku atoin meto baik dari aspek tenun maupun sastra dimulai dari anak anak usia dini.
Mantan Anggota Dewan ini juga meminta organisasi masyarakat dan tokoh agama serta tokoh adat ikut terlibat dalam upaya perwujudan ketahanan budaya tenun dan sastra lisan/takanab dibidang masing-masing.
“kita juga mendorong sinergi semua pihak untuk aktif terlibat dalam upaya pewarisan budaya tenun dan sastra lisan suku atoni meto termasuk mendokumentasikn sejarah tenun, makna dari motif dan warga tenun dengan pelibatan perempuan laki-laki baik dewasa dan anak-anak termasuk para penyandang disabilitas di kabupaten TTU,”Ungkapnya.
Sementara itu, Rina Febrian dan Eghbert John Perwakilan dari Sekretariat Direktorat Kebudayaan Kementrian Pendidikan Kebudayaan Ristek mengaku mendukung penuh kegiatan ini.
“Kami berterimakasih kepada YABIKU karena telah menyelenggarakan kegiatan ini yang bertujuan melestarikan budaya yang ada di TTU, kemudian harapan kami, adalah selain dilakukan oleh YABIKU, kalau bisa ada komunitas-komunitas lain mengetahui bahwa di Direktorat kebudayaan ada yang namanya Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FKB) untuk seluruh pelaku kebudayaan baik untuk Yayasan, Komunitas dan indifidu atau perorangan, kami menyambut baik apalgi ini menghidupkan penenun lokal kemudian mengkreasikan tenun menjadai barang-barang yang bernilai ekonomis,”Jelas Rina Febrian.
Untuk diketahui, Acara tersebut diawali dengan Fashion Show oleh anak-anak yang memperkenalkan pakaian motif daerah yang sudah dimodifikasi dilanjutkan dengan lomba takanab atau tutur adat lisan oleh anak-anak usia remaja. (SEB)