Tim Kementrian Pertanian RI kunjungi Pengembangan Koorporasi Usaha Tani di Lapeom

 

Kefamenanu, timme–Tiga orang yang tergabung dalam Tim dari Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI melakukan kunjungan kerja di Desa Lapeom Kecamatan Insana Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT.

Kunjungan tersebut untuk melihat secara dekat pelaksanaan program Pengembangan Koorporasi Usaha Tani melalui Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Timor Tengah Utara.

Dilokasi ini, tim bersama Staf Dinas Ketahanan Pangan meninjau lahan olahan yang sedang ditanami kacang tanah, cabe dan tomat, oleh lima kelompok tani diatas lahan seluas 20 hektar.

Balthasar Neno, Kepala Seksi Kerawanan pangan pada Dinas Pangan Timor Tengah Utara mengatakan salah satu tujuan program ini adalah meningkatkan nilai tambah dari produk yang sedang dikembangkan oleh masyarakat melalui program tersebut.

Foto: Tim dari Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI didampingi staf Dinas Pangan kabupaten Timor Tengah Utara sedang monitoring lahan olahan kelompok tani di Desa Lapeom Kecamatan Insana Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, Kamis, 29/08/2019.

“Jadi contohnya seperti produk kacang tanah ditingkat petani hanya menjual dengan kondisi seadanya tanpa pengolah lanjutan, dan hasil maksimal yang diperolah hanya sekira 20.000 perkilogram tetapi jika diolah dalam bentuk yang lain maka jumlah kacang tanah 1 kilogram nilai jualnya bisa mencapai 100 ribu rupiah.”Kata Balthasar saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat, 30/08/2019.

Dia menambahkan, selain kacang tanah, khusus untuk cabe direncanakan saat panen nanti, maka hasilnya akan diolah menjadi sambal dengan kemasan serta label yang sudah disiapkan.

“Jadi nanti lima kelompok tani yang ada di desa Lapeom itu akan tergabung dalam satu Gapoktan, nah disitu mereka memproduksi hasil tanaman mereka seperti cabe akan dijadkan sambal dengan kemasan, kemudian juga tomat akan dibuat saos dalm kemasan botol,”Ungkapnya.

Dikatakannya, Program PKU ini sudah berlangsung seja bulan Januari tahun 2019 ini, dan sesuai rencana dari pusat akan berlangsung selama tiga tahun di TTU.

“Intinya kementrian pertanian akan membantu monitoring selama tiga tahap yakni tahap persiapan atau penumbuhan, tahap Pengembangan serta tahap terakhir atau kemandirian,”Pungkasnya.

Namun demikian, Kata Baltasar, salah satu kendala yang masih dihadapi saat ini adalah ketersediaan air, bila air mencukupi maka para petani tidak lagi mengalami kesulitan seperti yang dialami saat ini.

“ketersediaan Lahan masih luas, demikian juga kemauan petani tinggi tetapi masih kesulitan air,”Tutupnya.(*)

[sebe]




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *