Sentra Spiritualitas Tarekat MSC Jawa-Kalsel Teken Kerjasama dengan Gerakan Laudato Si Indonesia

WONOSOBO, TIMME – Pada Sabtu, 8 Juni 2024, Sentra Spiritualitas Tarekat Misionaris Hati Kudus (MSC) Jawa-Kalimantan Selatan resmi menandatangani kerjasama dengan Gerakan Laudato Si’ Indonesia di Kapencar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Perjanjian ini bertujuan untuk memperkuat komitmen merawat Ibu Bumi dan memajukan gerakan ekologis di tengah masyarakat Katolik dan umum.

Gerakan Laudato Si’ Indonesia, yang berdiri sejak 10 April 2021, terus mencari cara inovatif dalam meningkatkan kesadaran dan aksi ekologis. Salah satu upaya tersebut adalah pengembangan pusat pembelajaran Laudato Si’ yang kini didirikan bersama Tarekat Misionaris Hati Kudus (MSC) Jawa dan Kalimantan Selatan.

Penandatanganan ini dilaksanakan bertepatan dengan perayaan ulang tahun Taman Rohani Anggrung Gondok dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Laudato Si’ Center (LSC), sebagai pusat pembelajaran, akan mengembangkan lahan seluas 1,8 hektar di Watugendong untuk berbagai kegiatan edukasi ekologis, seperti pembuatan pupuk, pertanian organik, dan pengelolaan lahan dengan metode permakultur.

LSC juga akan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dalam berbagai bidang, termasuk Spiritualitas Laudato Si’, ekopastoral, pembinaan keluarga Laudato Si’, dan praktik gaya hidup ekologis sehari-hari. Rumah Khalwat Kombinum SS-MSC akan digunakan sebagai tempat pelatihan.

Direktur Pengelola Taman Rohani Anggrung Gondok, Rm. Stephanus Sumpana, MSC, berharap kemitraan ini semakin solid dan berkembang.

Mgr. Nicolaus Adi Seputra, MSC, mengharapkan karya ini bisa memulihkan kerusakan lahan bekas tambang dan menjadi lokomotif bagi karya ke depan.

Ave Christian, koordinator Laudato Si’ Center, menegaskan bahwa ini adalah ikhtiar menjawab panggilan Tuhan untuk merawat bumi. Cyprianus Lilik Krismantoro, Koordinator Tim Kerja Nasional LSI, menambahkan bahwa LSC akan menjadi “rumah formasi” bagi pegiat Laudato Si’ dan masyarakat umum.

Program LSC diharapkan terintegrasi dengan pusat peziarahan Taroanggro dan menyatu dengan dinamika warga desa sekitar. Selain itu, LSI berupaya mendukung desa menjadi desa mandiri sampah dan desa wisata, mengingat lokasinya yang strategis dekat dengan kawasan wisata Dieng dan pintu masuk pendakian Gunung Sindoro.

Di tengah udara sejuk Kapencar, semoga rasa cinta kepada Ibu Bumi terus memancar tanpa henti dan menjadi berkat bagi semua.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *