KEFAMENANU, TIMME–Pasangan Kristiana Muki-Kornelis Naifatin, atau yang lebih dikenal dengan Paket Krisna, resmi mencatatkan diri sebagai peserta Pilkada 2024 di Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Didukung oleh Partai NasDem dan Perindo, pasangan ini mendaftarkan diri pada Kamis (29/8/2024), di hari terakhir pendaftaran calon kepala daerah.

Pendaftaran Paket Krisna diiringi ribuan massa pendukung yang berjalan kaki menuju Kantor KPU TTU. Arak-arakan massa pendukung ini menjadi bukti kuat dukungan akar rumput terhadap pasangan yang diusung oleh partai-partai tersebut.

Sebelum masuk ke dalam kantor KPU, prosesi adat digelar sebagai simbol penghormatan terhadap tradisi lokal.

Setelah itu, Kristiana dan Kornelis beserta tim langsung menyerahkan berkas pendaftaran mereka kepada tim Verifikator KPU setempat.

Ketua KPU TTU, Petrus Uskono, menyatakan bahwa berkas yang diserahkan telah diverifikasi dan dinyatakan lengkap, sehingga Paket Krisna siap melanjutkan ke tahapan berikutnya, yaitu pemeriksaan kesehatan.

Dalam konferensi pers setelah verifikasi, Kristiana Muki, yang mencatatkan sejarah sebagai satu-satunya calon perempuan di Pilkada TTU tahun ini, menyampaikan visi besarnya jika terpilih.

Ia menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan, terutama di pedesaan. Baginya, perempuan desa merupakan pilar penting yang harus diperkuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

“Dalam perjalanan saya, saya melihat perempuan desa memiliki potensi besar, namun sering kali terabaikan. Fokus kami adalah memastikan mereka mendapatkan akses dan dukungan yang layak untuk berkembang,” ujar Kristiana.

Didukung oleh tujuh kursi dari NasDem dan Perindo di DPRD TTU, Paket Krisna dipandang sebagai salah satu pasangan yang memiliki peluang besar dalam Pilkada mendatang.

Selain itu, persaingan diprediksi semakin sengit dengan munculnya tiga pasangan calon lainnya, yaitu Falen Kebo-Kamilus Elu, Yanto Tantri-John Amsikan, dan David Juandi-Roni Bunga.

Pilkada TTU 2024 tidak hanya akan menjadi ajang bagi Kristiana Muki untuk membuktikan kemampuannya sebagai pemimpin perempuan, tetapi juga sebagai momentum untuk merubah dinamika politik di wilayah tersebut.