JAKARTA, TIMME– Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menggelar entry briefing kepada jajaran di hari pertamanya sebagai orang nomor satu di Matra Darat. Dudung pun langsung menyampaikan visi dan misinya.
Dalam paparan, dia menyampaikan mengenai pembangunan postur TNI AD ke depan yang harus diwujudkan dengan berbasis prioritas, logis, konsisten, dan berorientasi pada waktu.
Eks Pangkostrad ini menyadari, dua tahun terakhir, merupakan tahun yang berat bagi perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Menurut dia, pandemi telah mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan refocusing dan realokasi anggaran, yang tentunya berdampak juga pada anggaran pertahanan.
Dia menjelaskan, dampak dari pandemi Covid-19 pada perekonomian dan keuangan diperkirakan tak hanya berdampak pada tahun ini saja. Namun, dapat berlanjut untuk beberapa tahun ke depan.
“KSAD menegaskan bahwa TNI AD sebagai instansi pemerintah perlu merespons langkah yang diambil pemerintah tersebut dengan pengelolaan anggaran yang efisien, namun tetap menghasilkan postur TNI AD yang optimal,” tulis Dispenad dalam keterangan tertulis, Selasa (23/11/2021).
Keadaan yang sulit tersebut, dijadikan sebagai peluang bagi Dudung untuk melakukan perubahan dan penataan organisasi yang sudah ada. TNI AD juga akan meminimalisir pengadaan, tetapi dengan tetap dalam koridor tepat dan bijaksana.
“Memahami urgensi dari pembangunan postur TNI AD yang berkelanjutan, Jenderal TNI Dudung memiliki komitmen untuk dapat melanjutkan transformasi TNI AD yang realistis dan dapat tercapai,” katanya.
Dudung menyadari bahwa membangun postur pertahanan yang ideal membutuhkan anggaran yang besar. Namun, ada cara lain yang diterapkan, yakni prinsip ‘Low Cost-High Impact’.
“Menggunakan anggaran seminimal mungkin, namun memiliki dampak yang signifikan dan menyeluruh bagi organisasi. TNI AD sebagai ‘mesin perang’ memiliki beberapa komponen yang berhubungan satu dan lainnya, dimana harus berfungsi dengan baik, agar ‘mesin’ dapat berjalan dengan optimal,” jelasnya.
Oleh karena itu dia menegaskan, beberapa langkah yang substansial perlu diimplementasikan guna mewujudkan komitmen tersebut. Langkah yang diambil pun sejalan dengan misi Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa untuk melakukan perubahan doktrin dan organisasional.
“Langkah fundamental yang diambil yaitu merubah paradigma berpikir tentang manajemen pembangunan postur TNI AD yang biasanya berorientasi pada fungsi seperti intelijen, operasi, latihan, personel, logistik, teritorial, dan perencanaan menjadi berorientasi pada komponen seperti doktrin, organisasi, latihan, material, pendidikan, personel, dan fasilitas,” jelasnya.
Dudung melihat bahwa manajemen berorientasi fungsi tanpa benar-benar memperhatikan keterkaitan antar komponen akan menyebabkan bias, dan tidak memiliki landasan berpijak kuat dalam proses pembangunan postur yang berkelanjutan.
Menurut dia, kondisi ini merupakan pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Adapun salah satu yang signifikan adalah interoperabilitas atau interaksi antar komponen.
“Seperti halnya modernisasi alutsista TNI AD dan perubahan desain organisasi yang begitu cepat, perlu dibarengi secara simultan dengan komponen lainnya baik doktrin, personel, pendidikan, dan latihan, sehingga belanja pertahanan TNI AD yang memadai, dapat memberikan efek dan outcome yang diharapkan,” ucapnya. (sumber SINDOnews.com)