Denpasar-Bali, TIMME–Danrem 163/Wira Satya Brigjen TNI Husein Sagaf, S.H., mengatakan kemajemukan masyarakat Indonesia merupakan kekayaan Bangsa Indonesia yang harus dijaga serta dibingkai dalam suatu identitas bersama yaitu dengan mewujudkan konsepsi kebangsaan dan kenegaraan melalui perkuatan landasan ideologi bangsa Pancasila, landasan konstitusi negara yaitu UUD Negara RI Tahun 1945, bentuk negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Demikian isi arahan dari Danrem 163/Wira Satya yang dibacakan Kasrem Kolonel Infanteri Ida Bagus Ketut Surya Wedana di hadapan peserta kegiatan pembinaan wawasan kebangsaan yang digelar oleh Korem 163/Wira Satya, Kamis (03/09/2020) bertempat di Gedung Aula Wira Satya.
Danrem menyebutkan konsep kebangsaan tersebut mencerminkan karakter bangsa yang diwujudkan dengan tujuan untuk mempersatukan seluruh kemajemukan yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kita memiliki kemajemukan dalam aspek geografi, demografi dan kondisi sosial maka hal tersebut harus menjadi modal untuk mempersatukan dan merekatkan kehidupan berbangsa dan bernegara kita”, jelas Danrem.
Lebih lanjut dikatakan, terkait kegiatan pembinaan wawasan kebangsaan yang dilaksanakan Korem 163/Wira Satya tersebut bertujuan untuk membina dan membentuk komponen masyarakat Indonesia yang berkepribadian, berakhlak mulia, disiplin, terampil dan berjiwa kesatria serta cinta tanah air yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika guna mewujudkan NKRI yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur
Kegiatan yang melibatkan peserta dari Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali, Himpunan Putra-Putri Angkatan Darat (Hipakad) Provinsi Bali, Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri (FKPPI) Provinsi Bali serta unsur Pemerintahan Kecamatan Denpasar Barat tersebut juga mendapatkan pembekalan dari tiga nara sumber berbeda antara lain dari Pelaksana Tugas Kepala Bidang Ideologi Dan Wawasan Kebangsaan Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik Provinsi Bali I Ketut Santika Adi, S.E., M.S.I., yang menyampaikan empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Menurutnya Bangsa Indonesia multikulturalisme dan pluralisme sebagai unsur pembentuk negara. Hal ini dapat dilihat dari keberagaman dalam suku, agama, ras, adat istiadat, bahasa, budaya dan berbagai karakteristik lainnya. Kemudian dirinya juga menyebutkan keunggulan NKRI yang menjadi incaran pihak lain yaitu pangan, minyak, finansial dan juga sumber daya air yang diformulasikan sebagai 3F1W (Food, Fuel, Finance and Water).
Terlepas dari semua itu Bangsa Indonesia juga dihadapkan berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan atau ATHG diantaranya masih ada korupsi, terorisme, radikalisme, Narkoba, disorientasi (seperti ekstrem kanan, kiri, LGBT dan komunis), krisis kepercayaan seperti social public distrust dan disorder (salah memaknai kebebasan berpendapat atau berdemokrasi), intoleransi, globalisasi dan penyalahgunaan media sosial.
Semua itu harus menjadi perhatian banyak pihak, meningkatkan soliditas wawasan kebangsaan serta persatuan dan kesatuan bangsa
Nara sumber kedua yaitu Kepala Rumah Sakit TNI AD Tingkat IV Singaraja Mayor Ckm dr Rinie Indah Chandra Wirasati, Sp.KJ., yang menyampaikan materi terkait HIV/AIDS.
dr. Rinie menjelaskan apa yang menjadi penyebab HIV/AIDS, bagaimana penularannya serta apa yang harus kita lakukan untuk mencegah jangan sampai tertular penyakit tersebut.
“Penyakit HIV/AIDS saat ini menjadi salah satu penyakit yang berbahaya dalam kehidupan masyarakat. Penyakit ini banyak ditularkan melalui perilaku seks bebas atau menyimpang, penyalahgunaan Narkoba, penggunaan jarum suntik yang berulang-ulang atau bisa lewat transfusi darah yang terkontaminasi HIV”, jelas dr. Rinie.
Dirinya sangat berharap kepada kita untuk dapat berperilaku yang normatif dalam kehidupan kita serta tetap menjaga pola hidup sehat.
Pembawa materi ketiga yaitu Pasi Pembinaan Perlawanan Wilayah (Binwanwil) Staf Teritorial Korem 163/Wira Satya Mayor Inf Arianto, S.Ag., yang menyampaikan materi bela negara.
Bela negara dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi hal yang sangat penting sebagai wujud kecintaan kepada tanah air tercinta. Bela negara dalam kondisi saat ini dapat dilakukan sesuai dengan profesi atau pekerjaan yang kita tekuni sebagai warga negara.
“Bela negara bukan berarti semata kita siap untuk menghadapi musuh, tetapi dalam konteks damai adalah bagaimana kita melakukan pengabdian kepada bangsa dan negara sesuai profesi yang kita tekuni atau kita miliki”, pungkas Mayor Arianto.(bgs)