Akses Sulit dijangkau, Warga Tandu Jenasah Terobos banjir arus deras di Sungai Nisnoni TTS

SoE,TIMME- Akses Jalan Sulit Dijangkau , Warga Tandu Jenasah Lintasi 7 Sungai untuk Pemakaman Di Desa Lilana Kecamatan Nunbena Kabupaten Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur Minggu 21/02 Kemarin.”

Hujan intensitas sedang dan besar disertai angin membawa banyak dampak bagi masyarakat, Pasalanya Akses Jalan Yang Sangat Menyulitkan Di Wilayah Tersebut sebagai wilayah terisolir membuat warga harus bertahan dan kuat menghadapi situasi ,betapa tidak dalam kondisi urgen musim dan terjadi kedukaan warga terpaksa siap menerima kondisi tersebut.

Sejumlah sungai di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur meluap. Sungai yang biasanya kering menjadi penuh air disertai banjir akibat limpahan air yang cukup besar karena hujan.

Di Desa Lil`ana Kecamatan Nunbena, Kabupaten TTS, warga harus bertarung di sungai melintasi sungai untuk menguburkan jenasah.

Adalah Marthinus Liem,72, tokoh adat dam tokoh masyarakat di Kecamatan Nunbena meninggal dunia karena sakit dan sudah lanjut usia.

Prosesi pemakaman dilakukan pada Minggu (21/2) siang Kemarin.

Lokasi pemakaman pun berada jauh dari rumah duka.

Prosesi pemakaman pun sudah dilakukan dan saat jenasah hendak dimakamkan, keluarga dan warga harus memikul peti jenasah karena akses jalan yang sangat parah dan sulit dilewati kendaraan dan tidak ada jembatan penghubung.

Keluarga dan warga harus memikul peti jenasah beberapa kilometer dan melintasi 7 sungai yang saat itu sedang banjir.

Pengusungan peti jenasah dilakukan sejumlah pria juga diikuti Wakil Bupati TTS, Johny Army Konay, SH.,MH.

Saat itu warga sempat berhenti beberapa kali karena hujan turun dan derasnya banjir di beberapa sungai yang dilintasi.

Warga berjalan kaki dan melintasi 7 sungai hingga tiba di lokasi pemakaman.

Wakil Bupati TTS, Johny Army Konay SH., MH ketika di wancarai wartawan semalam di Rumah Jabatan Wakil Bupati TTS Minggu 21/02 pukul 19:30 wita mengakui kalau Desa Lil`ana, Kecamatan Nunbena merupakan salah satu desa terpencil atau daerah terisolir di Kabupaten TTS.

Diakuinya, selain akses jalan yang parah dan tidak ada jembatan penghubung , desa tersebut juga belum mendapat jaringan listrik membuat warga kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan.

Lebih jauh menurut Army Konay bahwa perlu di ketahui Wilayah Desa Lil`ana adalah akses jalan poros tengah menuju lajur jalan segmen 40 provinsi NTT di Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang yang menghubungkan lokasi wisata langit gelap se Asia Tenggara yakni pusat Advetorium di Puncak Gunung Timau tepatnya di Desa Bitobe dan Bioba Baru Kecamatan Amfoang Tengah Kab Kupang.

Juga menghubungkan Kabupaten TTS ke ruas jalan kabupaten Kupang melalui segmen 40 jalan Provinsi NTT menuju Amfoang Tengah ,Amfoang Selatan Naikliu dan Takari, Kabupaten Kupang dengan panjang ruas jalan tersebut 40 kilometer yang berjarak 7 Kilo meter .

Wakil bupati TTS, Army Konay sempat mengusulkan agar jalan di lokasi tersebht diubah status dari jalan kabupaten menjadi jalan provinsi namun perubahan status jalan tersebut perlu pengkajian berdasarkan regulasi yang berlaku , itu sebabnya selama ini akses aktifitas warga setempat yang melipiluti 6 wilayah Desa di Kecamatan Nunbena lebih cepat ke Kabupaten Kupang yang berjarak 7 Kilometer dari Kota Kecamatan Nunbena ketimbang akses ke Kabupaten TTS yang harus melintasi belasan sungai dengan kondisi jalan yang sangat sulit tanpa jembatan penghubung.

Kendati demikian Usul perubahan jadi jalan provinsi yang menghubungkan jalan kabupaten TTS dan Kabupaten Kupang, juga jalan alternative menuju Kecamata Amfoang Tengah, Napan yang merupakan segi tiga emas menuju Oekusi, Timor Leste di harapkan segera terjawab oleh Pemerintah Propinsi.

” Status jalan tersebut jalan Kabupaten, namun pihaknya bersedia untuk bertemu dengan Gubernur Viktor Laiskodat untuk membicarakan khusus status jalan Nunbena dan mudah-mudahan ada solusi.” Harapnya.( Fan)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *