Kupang, TIMME–Hari Ke-2 Pelatihan Penguatan Kapasitas personel TNI/Polri dan instansi terkait dalam rangka mendukung penanggulangan terorisme di wilayah perbatasan dan pulau terluar Provinsi NTT.
Kegiatan tersebut, berlangsung pada hari Kamis 23 Juli 2020 di Aula Hotel Sotis Kupang Jl. Timor Raya, KM 3, No.90, Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang Provinsi NTT.
Pelatihan tersebut bermaksud memberikan penguatan kapasitas personel TNI/Polri dan instansi terkait dalam rangka mendukung penanggulangan terorisme di wilayah perbatasan dan pulau terluar Prov. NTT.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber yakni Kapolda NTT (Irjen Pol. Drs. Hamidin) dan Wakabinda NTT (Kol. Anton Popang), yang diikuti sekitar 70 peserta.
Pelatihan kegiatan hari kedua dimulai dengan penyampaian Narasumber Kapolda NTT dengan mengatakan bahwa
Orang yang menjadi radikal itu dikarenakan diajak dan mulai terpapar, ada juga yang mengikuti Tokoh panutan, serta ada juga yang diajarkan melalui pendidikan.
Radikalisme di Indonesia saat ini banyak menggunakan simbol agama dan simbol agama tidaklah benar dalam digunakan. Munculnya hal tersebut dikarenakan meraka salah menafsirkan ajarannya sehingga menjadi radikal.
Orang yang mengikuti progam deradikalisasi digunakan untuk melakukan penggalangan terhadap masyarakat yang masih terpapar dalam mencegah penyebaran radikalisme di Indonesia.
Dikatakan, Bentuk radikalisasi saat ini disebarkan melalui media sosial dan WAG (Whatsapp Group).
Sementara itu penyampaian Narasumber dari Kabag Ops BINDA NTT mengatakan Bahwa Secara permukaan radikalisme tidaklah kelihatan karena Prov. NTT masih belum termasuk target sasaran.
Posisi geopolitik, ekonomi dan keamanan, Prov. NTT sangatlah strategis. Banyaknya pulau di NTT sehingga menjadi celah bagi tindak kejahatan untuk masuk ke NTT. Sehingga Binda berperan penting dalam deteksi dini dan pencegahan dini.
Kegiatan radikal kiri di NTT disebarkan melalui media sosial dan pengajaran dakwah. kegiatan HTI di NTT yang terbesar adalah di Kota Kupang. Organisasi tersebut merekrut mahasiswa menjadi pendukungnya.
Penyamaan kegiatan deradikalisasi oleh pihak terkait sangatlah penting agar dapat mendapatkan hasil yang baik dan tidak tumpang tindih.
Seminar ini dilaksanakan untuk mengajak seluruh pihak terkait dan masyarakat untuk bersama-sama mencegah penyebaran terorisme di Prov. NTT.
Hal tersebut dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat terkait terorisme di NTT.
Kegiatan itu juga diikuti oleh perwakilan dari Kodim 1618/TTU Kapten Inf Ribut Dima dan Letda Inf Adolfo Mendosa. (nkz)