Kefamenanu, timme–Puncak perayaan Hari ulang tahun ke-2 Desa Maubesi, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor tengah Utara, NTT diakhiri dengan Karnaval budaya dari rumah adat Balke menuju Kantor Desa Maubesi.
Pada barisan paling depan terdiri dari dua barisan bocah berpakaian adat lengkap sambil mempertunjukan tarian perang, kemudian pada barisan berikutnya para tua adat, rombongan pemukul gong dan diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat yang menghuni desa Maubesi.
Ketua Panitia Hari Ulang Tahun Desa Maubesi mengungkapkan, untuk meramaikan HUT Desa Maubesi pihaknya sudah melakukan berbagi event, seperti olahraga yang berlangsung dari 12 September hingga 30 september antaralain, sepak bola Putra Putri, Sepak bola Mini, Bola Voley Putra Putri, Tarik tambang.
Sedangkan untuk kesenian diantaranya, Lomba seni budaya yang diikuti oleh semua masyarakat dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan masyarakat.
Kegiatan PAUD meliputi puisi dengan thema Desaku, tingkat SD lomba Tari Gong dengan tema terima tamu atau pejabat kemudian SD juga ada Mode show, kemudian tingkat SMP ada lomba tari bidu dan Bonet, tingkat SMA lomba Pidato dengan tema pentingnya pendidikan di era globalisasi.
Sedangkan tingkat masyarakat, lomba tari gong dengan thema tapoin lian olif dan paduan suara. arti dari Tapoin lian olif artinya menceritakan tentang anak yang baru lahir lalu ari-arinya dikeluarkan dengan tata cara adat dari rumah kemudian ari-ari dibawa dan disimpan diatas pohon seperti tradisi nenek moyang dulu.
Ketua Panitia mengatakan, Pada Puncak perayaan seluruh kegiatan ditandai dengan Karnaval budaya yang dimulai dari rumah adat Balke ke kantor Desa.
“Karnaval budaya ini dilakukan untuk mengingatkan kembali dari mana atau asal mula nama Maubesi ini,”Kata Lusianus Salu, S.Pd, ketua panitia lomba saat ditemui disela-sela kegiatan perayaan HUT ke-2 Desa Maubesi.
Dia menegaskan bahwa dalam event ulang tahun ini, pihaknya mengedepankan pengenalan kembali tradisi yang sudah lama tidak dibangkitkan dan hampir punah karena para pelaku tradisi adat adalah orangtua.
“Harapan saya dari kegiatan ini masyarakat kita bisa melihat dan menimati kembali budaya kita yang lama yang skarang terkikis karena buday asing atau budaya lain yang mengikis budaya di daerah sendiri,”Tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Maubesi Finsentius fomeni mengungkapkan pihaknya tergerak untuk melakukan berbagai kegiatan yang dikemas dengan lomba berbagai tradisi adat setempat karena budaya daerah hampir punah.
Sehingga dengan beralihnya kembali status dari Kelurahan Maubesi menjadi Desa Maubesi sejak dua tahun terakhir ini, maka pihaknya selaku kepala Desa mencoba untuk menggali kembali kebudayaan atau tradisi yang dulu untuk dilombakan dalam moment HUT Desa Maubesi yang ke-dua.
“Masyarakat sangat antusias bahkan sumber dana kegiatan ini terhimpun sendiri dari masyarakat secara sukarela, selain itu moment ini juga sebagai ajang hiburan untuk masyarakat karena kita di kampung ini hiburan hampir-hampir tidak ada, dan hiburan yang kita pertontonkan adalah budaya lokal sendiri,”Tegas Finsentius.
Untuk diketahui, penduduk Desa Maubesi sendiri terdiri dari 857 kepala Keluarga (kk) terbagi atas 5 dusun dan 21 Rukun Tetangga (RT) dengan luas wilayah desa Maubesi adalah 45 km persegi, Desa Maubesi sejak dulu dihuni oleh 5 suku besar yang terus berkembang hingga saat ini.(*)