11 Kutipan dari Santo-Santa Tentang Cinta dan Hubungan

KEFAMENANU, TIMME – Dalam budaya di mana keluarga diserang dan cinta sering dikacaukan dengan nafsu, sulit untuk mengetahui seperti apa cinta ilahi dalam hubungan kita — baik dalam pacaran, pernikahan, atau dalam rumah tangga kita.

Berikut adalah 11 kutipan dari orang-orang kudus tentang cinta dan hubungan.

1. Santa Teresa dari Kalkuta:
“Sangat mudah untuk mencintai orang yang jauh. Tidak selalu mudah untuk mencintai orang-orang terdekat kita. Lebih mudah memberi secangkir nasi untuk menghilangkan rasa lapar daripada menghilangkan rasa kesepian dan kesakitan seseorang yang tidak kita kasihi di rumah kita sendiri. Bawalah cinta ke dalam rumah Anda, karena di sinilah cinta kita satu sama lain harus dimulai.”

2. Santo Fulton Sheen:
“Ketika seorang pria mencintai seorang wanita, dia harus menjadi layak bagi wanita tersebut. Semakin tinggi keutamaannya, semakin mulia akhlaknya, semakin berbakti dia pada kebenaran, keadilan, kebaikan, semakin besar pula cita-cita seorang laki-laki untuk menjadi layak baginya. Sejarah peradaban sebenarnya dapat ditulis berdasarkan tingkatan perempuan di dalamnya.”

3. Santo Yohanes Paulus II:
“Cinta bukanlah sesuatu yang siap pakai, sesuatu yang sekedar ‘diberikan’ kepada pria dan wanita; pada saat yang sama selalu merupakan ‘tugas’ yang ditetapkan untuk mereka. Cinta harus dilihat sebagai sesuatu yang tidak pernah ‘ada’ tetapi selalu hanya ‘menjadi’, dan menjadi apa cinta itu bergantung pada kontribusi kedua orang dan kedalaman komitmen mereka.”

4. Santa Klara dari Assisi:
“Kita menjadi apa yang kita cintai dan orang yang kita cintai membentuk kita menjadi apa.”

5. Santo Yohanes XXIII:
“Amal yang berkobar dalam rumah tangga di Nazareth hendaknya menjadi inspirasi bagi setiap keluarga. Semua kebajikan Kristiani harus tumbuh subur dalam keluarga, persatuan harus tumbuh subur, dan teladan kehidupan yang bajik harus bersinar terang.”

6. Santo Yohanes Krisostomus:
“Ketika suami dan istri dipersatukan dalam pernikahan, mereka tidak lagi tampak seperti sesuatu yang duniawi, melainkan seperti gambaran Allah sendiri.”

7. Santo Josemaría Escrivá:
“Pernikahan adalah membantu orang yang menikah untuk menguduskan dirinya sendiri dan orang lain. Karena alasan ini mereka menerima rahmat khusus dalam sakramen yang Yesus tetapkan. Mereka yang dipanggil untuk menikah, dengan rahmat Tuhan, akan menemukan dalam diri mereka semua yang mereka butuhkan untuk menjadi suci.”

8. Santo Yohanes Paulus II:
“Cinta yang berujung pada pernikahan adalah anugerah Tuhan dan wujud keimanan yang besar terhadap sesama manusia.”

9. Santo Gianna Molla:
“Cinta adalah perasaan terindah yang Tuhan berikan ke dalam jiwa pria dan wanita.”

10. Santo Thomas Aquinas:
“Semakin besar persahabatan, pernikahan akan semakin kokoh dan langgeng, karena kita tidak hanya bersatu dalam daging tetapi juga dalam aktivitas rumah tangga.”

11. Santo Fulton Sheen:
“Dibutuhkan tiga orang untuk bercinta, bukan dua: Anda, pasangan Anda, dan Tuhan. Tanpa Tuhan, manusia hanya akan berhasil memunculkan sisi terburuk satu sama lain. Sepasang kekasih yang tidak punya hal lain untuk dilakukan selain saling mencintai, akan segera menyadari bahwa tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Tanpa kesetiaan sentral, kehidupan tidak akan selesai.”** (Isto Santos).




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *